Monday 23 February 2009

TIPS RAHASIA SUKSES

TIPS RAHASIA SUKSES

Agusnadi,S.Pd

(Guru SMAN 1 Liliriaja, Kab. Soppeng)
1. Membuka Pikiran
Mulailah dengan membuka pikiran. Kebanyakan orang tidak sukses karena dia tidak mau membuka pikirannya untuk berubah. Selama dia menganggap bahwa apa yang ada dalam pikirannya benar, maka jalur hidupnya akan tetap seperti saat ini. Sukses diawali dengan perubahan pikiran, karena semua tindakan berasal dari pikiran. Keajaiban berpikir mengatakan bahwa jika Anda berpikir bisa, maka Anda akan bisa. Sebaliknya jika Anda berpikir tidak bisa, maka Anda tidak bisa.
2. Apa yang Anda inginkan?
Inilah arah hidup Anda
Apa yang Anda inginkan? Jika Anda bingung menjawab pertanyaan tersebut, cobalah tanyakan apa yang tidak Anda inginkan. Apa yang menjadi keluhan Anda? Apa yang membuat Anda tidak suka? Apa yang ingin Anda tinggalkan? Apa yang membuat Anda senang jika sesuatu tidak ada? Apa yang mengganggu Anda? dan berbagai pertanyaan lainnya yang membuat Anda tidak suka atau tidak nyaman. Setelah Anda mengetahui apa yang tidak Anda inginkan, sekarang balikan. Artinya kebalikan apa yang tidak Anda inginkan adalah keinginan Anda. Sebagai contoh jika Anda tidak ingin miskin, berarti Anda ingin kaya.
3. Fokus dan Yakin
Rahasia Tindakan yang Efektif
Sekarang fokuslah terhadap apa yang Anda inginkan. Binalah keyakinan Anda bahwa apa yang Anda inginkan pasti tercapai. Saat Anda merasa tidak yakin, maka belajarlah, bertanyalah, bacalah ebook, bacalah buku, konsultasi, minta bantuan, dan sebagainya sehingga nampak jelas bahwa apa yang Anda inginkan menjadi sesuatu yang realistis untuk dicapai.Kemudian lihatlah diri Anda, bagaimana agar Anda bisa mencapai apa yang Anda inginkan? Sejauh mana kemampuan Anda? Jika keyakinan Anda masih belum juga muncul, artinya ada masalah dengan pikiran Anda.Anda perlu suatu program agar pikiran Anda mengatakan "bisa". Ingat yang mengatakan bisa bukan hanya dimulut, tetapi harus dari pikiran terdalam. Saat pikiran sadar dan bawah sadar selaras mengatakan bisa, maka Anda akan bisa. Inilah yang disebut dengan keyakinan yang kuat.Saat Anda fokus dan yakin, maka tindakan akan mengikuti. Bukan sembarang tindakan, tetapi tindakan efektif dan terarah sehingga Anda sukses lebih mudah dan cepat diraih.


»»  BACA SELENGKAPNYA...

Saturday 21 February 2009

TEORI BEHAVIORISTIK DALAM PEMBELAJARAN

A. Pendahuluan
Mutu pendidikan selalu menjadi sorotan dari berbagai pihak. Mutu pendidikan sangat dipengaruhi oleh mutu pembelajaran. Sebenarnya banyak teori yang telah terbukti secara empiris dapat meningkatkan mutu pembelajaran. Salah satu di antaranya adalah teori behavioristik. Teori ini masih relevan dengan pembelajaran berbasis kompetensi. Pemahaman guru terhadap teori pembelajaran masih beragam sebahagian besar guru mengajar tidak berlandaskan teori belajar tertentu. Mereka mengajar yang penting tujuan tercapai dan pembelajaran dapat dinyatakan tuntas.
Berdasarkan hal tersebut, maka sangat tepat jika teori behavioristik dikenalkan kembali sehingga guru dapat mengaplikasikannya dalam pembelajaran. Permasalahannya adalah bagaimana konsep teori behavioristik dan aplikasinya dalam pembelajaran? Kata kunci: behavioristik dan aplikasinya.
B. Teori Behavisistik
Menurut teori behavioristik, belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat dari adanya interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu apabila ia mampu menunjukkan perubahan tingkah laku. Dengan kata lain, belajar merupakan bentuk perubahan yang dialami siswa dalam hal kemampuannya untuk bertingkah laku dengan cara yang baru sebagai hasil interaksi antara stimulus dan respon.
Menurut teori ini yang terpenting adalah masuk atau input yang berupa stimulus dan keluaran atau output yang berupa respon. Sedangkan apa yang terjadi di antara stimulus dan respon dianggap tidak penting diperhatikan karena tidak bisa diamati. Faktor lain yang juga dianggap penting oleh aliran behavioristik adalah faktor penguatan (reinforcement) penguatan adalah apa saja yang dapat memperkuat timbulnya respon. Bila penguatan ditambahkan (positive reinforcement) maka respon akan semakin kuat. Begitu juga bila penguatan dikurangi (negative reinforcement) respon pun akan tetap dikuatkan.
Teori behavioristik didukung oleh Thorndike, Watson, Edwin Guthrie, Clark Hull dan Skinner.
Menurut Thorndike menyatakan bahwa belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon. Stimulus yaitu apa saja yang dapat merangsang terjadinya kegiatan belajar seperti pikiran, perasaan, atau hal-hal lain yang dapat ditangkap melalui alat indera. Sedangkan respon yaitu ineraksi yang dimunculkan peserta didik ketika belajar, yang juga dapat berupa pikiran, perasaan, atau gerakan/tindakan. Dari defenisi ini maka menurut Thorndike perubahan tingkah laku akibat dari kegiatan belajar itu dapat berwujud kongkrit yaitu yang dapat diamati, atau tidak kongkrit yaitu yang tidak dapat diamati.
Menurut Watson, belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon, namun stimulus dan respon yang dimaksud harus berbentuk tingkah laku yang dapat diamati (observabel) dan dapat diukur. Dengan kata lain, walaupun ia mengakui adanya perubahan-perubahan mental dalam diri seseorang selama proses belajar, namun ia hal-hal tersebut sebagai faktor yang tak perlu diperhitungkan.
Teori Conditioning Edwin Guthrie dijelaskan bahwa hubungan antara stimulus dan respon cenderung hanya bersifat sementara, oleh sebab itu dalam kegiatan belajar perserta didik perlu sesering mungkin diberikan stimulus agar hubungan antara stimulus dan respon bersifat tetap. Ia juga mengemukakan, agar respon yang muncul sifatnya lebih kuat dan bahkan menetap, maka diperlukan berbagai macam stimulus yang berhubungan dengan respon tersebut.
Menurut Skinner, hubungan antara stimulus dan respon yang terjadi melalui interaksi dalam lingkungannya, yang kemudian akan menimbulkan perubahan tingkah laku. Teori Skinnerlah yang paling besar pengaruhnya terhadap perkembangan teori belajar behavioristik. Program-program pembelajaran seperti Teaching Machine, pembelajaran berprogram, modul dan program-program pembelajaran lain yang berpijak pada konsep hubungan stimulus-respon serta mementingkan faktor-faktor penguat (reinforcement), merupakan program-program pembelajaran yang menerapkan teori belajar yang dikemukakan oleh Skinner.
Dalam teori Hull mengatakan bahwa kebutuhan biologis dan pemuasan kebutuhan biologis adalah penting dan menempati posisi sentral dalam seluruh kegiatan manusia, sehingga stimulus dalam belajarpun hampir selalu dikaitkan dengan kebutuhan biologis, walaupun respon yang akan muncul mungkin dapat bermacam-macam bentuknya.
Teori behavioristik sering kali tidak mampu menjelaskan situasi belajar yang kompleks, sebab banyak variabel atau hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan dan atau belajar yang tidak dapat diubah menjadi sekedar hubungan stimulus dan respon. Teori ini tidak mampu menjelaskan alasan-alasan yang mengacaukan hubungan antara stimulus dan respon ini dan tidak dapat menjawab hal-hal yang menyebabkan terjadinya penyimpangan antara stimulus yang diberikan dengan responnya. Namun kelebihan dari teori ini cenderung mengarahkan siswa untuk berpikir linier, konvergen, tidak kreatif dan tidak produktif. Pandangan teori ini bahwa belajar merupakan proses pembentukan atau shapping yaitu membawa siswa menuju atau mencapai target tertentu, sehingga menjadikan peserta didik untuk tidak bebas berkreasi dan berimajinasi.
C. Aplikasi dalam Pembelajaran
Aplikasi teori ini dalam pembelajaran, bahwa kegiatan belajar ditekankan sebagai aktivitas “mimetic” yang menuntut siswa untuk mengungkapkan kembali pengetahuan yang sudah dipelajari. Penyajian materi pelajaran mengikuti urutan dari bagian-bagian ke keseluruhan. Pembelajaran dan evaluasi menekankan pada hasil, dan evaluasi menuntut satu jawaban benar. Jawaban yang benar menunjukkan bahwa siswa telah menyelesaikan tugas belajarnya.
Teori belajar behavioristik dengan pembelajaran berorientasi pada hasil yang dapat diukur dan diamati. Pengulangan dan pelatihan digunakan supaya perilaku yang diinginkan dapat menjadi kebiasaan. Hasil yang diharapkan dari penerapan teori behavioristik ini adalah terbentuknya suatu perilaku yang diinginkan. Perilaku yang diinginkan mendapat penguatan positif dan perilaku yang kurang sesuai mendapat penghargaan negative. Evaluasi atau penilaian didasari atas perilaku yang tampak. Dalam teori belajar ini guru tidak banyak memberikan ceramah, tetapi instruksi singkat yang diikuti contoh baik dilakukan sendiri maupun melalui simulasi.
Beberapa prinsip penerapan teori belajar ini adalah: (1) belajar itu berdasarkan keseluruhan; (2) anak yang belajar merupakan keseluruhan; (3) belajar berkat insight (4) belajar berkat insight; dan(5) belajar berdasarkan pengalaman.
Teori Gestalt menganggap bahwa keseluruhan itu lebih memiliki makna dari bagian-bagian. Bagian-bagian hanya berarti apabila ada dalam keseluruhan. Makna dari prinsip ini adalah bahwa pembelajaran itu bukanlah berangkat dari fakta-fakta, akan tetapi mesti berangkat dari suatu masalah. Melalui masalah itu siswa dapat mempelajari fakta.
Prinsip anak yang belajar merupakan keseluruhan mengandung pengertian bahwa membelajarkan anak itu bukanlah hanya mengembangkan intelektual saja, akan tetapi mengembangkan pribadi anak seutuhnya. Oleh karenanya mengajar itu bukanlah menumpuk memori anak dengan fakta-fakta yang lepas-lepas, tetapi mengembangkan keseluruhan potensi yang ada dalam diri anak.
Telah dijelaskan bahwa insight adalah pemahaman terhadap hubungan antar bagian di dalam suatu situasi permasalahan. Dengan demikian, belajar itu akan terjadi manakala dihadapkan kepada suatu persoalan yang harus dipecahkan. Belajar bukanlah menghafal fakta. Pengalaman adalah kejadian yang dapat memberikan arti dan makna kehidupan setiap perilaku individu.
C. Kesimpulan
Belajar menurut teori behavioristik merupakan perubahan tingkah laku sebagai akibat dari adanya interaksi antara stimulus dan respon. Sedangkan apa yang terjadi di antara stimulus dan respon dianggap tidak penting diperhatikan karena tidak bisa diamati. Faktor lain yang juga dianggap penting oleh aliran behavioristik adalah faktor penguatan (reinforcement) penguatan adalah apa saja yang dapat memperkuat timbulnya respon. Prinsip penerapan teori belajar ini adalah: (1) belajar itu berdasarkan keseluruhan; (2) Anak yang belajar merupakan keseluruhan; (3) Belajar berkat insight (4) Belajar berkat insight; dan (5) Belajar berdasarkan pengalaman.
Daftar Pustaka
Asrori, Mohammad. 2007. Psikologi Pembelajaran. Bandung: Wacana Prima.
Budiningshi, Asri.2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Suryabrata, Sumadi. 1990. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rajawali.
Syah, Muhibbin. 2003. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
»»  BACA SELENGKAPNYA...

MY FOLLOWER